A. Teori
Belajar
Adalah
upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu
kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia)
Teori belajar merupakan proses dimana dalam proses belajar menghasilkan pengajaran
yang baik, manjemen yang baik dengan menggunakan teori belajar yang disukai.
Teori Belajar
Menurut Edwin Guthrie, Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum
kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada
waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell,
Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon
untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan
terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon
lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang
baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru.
Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam
kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus
agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga
percaya bahwa hukuman (punishment)
memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat
yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat
mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Pembelajaran harus dibimbing
melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh
memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).
B. Teori
Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran
dikenal berbagai teori-teori pembelajaran. Setiap teori yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran pasti terdapat sisi positif dan sisi negatif. Berikut merupakan
beberapa macam dari teori pembelajaran, diantaranya adalah :
Teori Pembelajaran
Behavioristik, teori ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil dari belajar. Teori ini menggunakan model hubungan stimulus
respon dengan mendudukkan oarang yang belajar sebagai individu yang pasif. Jadi pada teori ini anak sebagai objek dalam kegiatan pembelajaran , sehingga
seolah-olah anak dianggap sebagai robot.
Teori Pembelajaran
kognitif. Salah satu teori yang berpengaruh terhadap praktik belajar adalah
aliran psikologi kognitif. Berdasarkan teori ini belajar merupakan sebuah
proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, serta menggunakan
pengetahuan. Jadi perilaku yang terlihat pada individu tidak dapat diukur dan
diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan dan keyakinan.
Teori Pembelajaran
Konstruktivisme, merupakan yang menjelaskan bahwa siswa mampu aktif secara mental
membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimiliki
oleh siswa. Teori ini lebih menekankan pada sejauh mana keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran, karena anak bukan lagi sebagai objek pembelajaran
melainkan sebagai subjek dalam pembelajaran. Oleh karena itu, anak bukanlah
tempat atau wadah untuk menampung ilmu, seperti sebuah ember yang digunakan
untuk menampung air.
Teori Pembelajaran
Humanisme, teori ini muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan pada dua pandangan
sebelumnya, yaitu pandangan psikoanalisis dan behavioristik dalam menjelaskan
tingkah laku manusia. Dalam teori ini siswa harus mempunyai kemampuan untuk
mengarahkan sendiri perilakunya dalam proses belajar, apa yang dipelajari, sampai tingkatan
mana, kapan dan bagaimana mereka belajar. Ide pokoknya yaitu bagaimana siswa
belajar mengarahkan dirinya sendiri sekaligus memotivasi diri dalam belajar
daripada sekedar menjadi penerima yang pasif. Pada teori ini guru hanya sebagai
fasilitator saja, guru hanya memberikan sedikit rangsang selebihnya anak yang
mengembangkan.
C. Teori
Sistem
Kerangka
teoritis untuk mengumpulkan data mengenai fenomena politik. Kesatu integrasi saling
berhubungan berdasarkan serangkaian hipotesa variabel politik, misalnya sistem
internasional yang melibatkan pemerintah dunia. Serangkaian
hubungan diantara variabel politik dalam sebuah sistem internasional misalnya
sistem bipolar.
Teori
sistem merujuk pada serangkaian pernyataan mengenai hubungan diantara variabel
dependen dan independen yang diasumsikan berinteraksi satu sama lain. Artinya perubahan dalam satu atau lebih dari satu
variabel bersamaan atau disusul dengan perubahan variabel lain atau kombinasi
variabel.
Anatol Rapoport menyatakan, “satu kesatuan yang berfungsi
sebagai satu kesatuan karena bagian-bagian yang saling bergantung dan sebuah
metode yang bertujuan menemukan bagaimana sistem ini menyebabkan sistem yang
lebih luas yang disebut sistem teori umum”.
Sebuah
sistem bisa longgar atau ketat, stabil atau tidak stabil. Sistem lebih kecil
yang disebut subsistem mungkin hidup dalam sistem yang lebih luas. Sebuah
sistem memiliki batas-batas yang membedakan dari lingkungan. Setiap sistem
merupakan jaringan komunikasi yang membuka aliran informasi untuk proses
penyesuaian diri.
Setiap
sistem memiliki inputs dan outputs. Sebuah output satu sistem mungkin menjadi
input sistem lain yang biasa juga disebut “feedback”.
D.
Kesimpulan
Dari
simpulan beberapa teori di atas diketahui bahwa pada masing – masing teori
memiliki ruang eksistensinya. Hal ini dibenarkan bawasanya pada teori belajar
tepat guna dan sesuai agar proses belajar menghasilkan pengajaran yang baik, manjemen yang
baik dengan menggunakan teori belajar yang disukai. Dari teori belajar ini timbulah berbagai teori
– teori turunanya yaitu, teori yang
mengkotak – kotakan teori berdasarkan subyek pendidikan pada teori
pembelajaran. Kemudia munculah teori sistem sebagai wujud akibat hubungan
timbal – balik dari berbagai peristiwa yang saling memberikan dampak terhadap
peristiwa lainya sesuai sudut pandang masing – masing pengamat.
Semoga dengan
penjelasan ringkas ini cukup meemberikan wacana segar bagi pembaca yang budiman
terhadap pemahaman teori belajar, teori pembelajaran serta teori sistem.
Wassalamualaikum Wr Wb.
E. Daftar
Pustaka